Selasa, 17 September 2013

fakta bali


Bali membentang dari ujung Barat hingga ujung Timur sepanjang kurang-lebih 153 kilometer dan dari Utara ke Selatan sepanjang kurang-lebih 112 km. Menurut data dari BPS Bali per 2012, pulau yang memiliki luas wilayah 5,780.06 kilometer persegi ini dihuni oleh 4.22 juta jiwa, dengan kepadatan rata-rata 730 jiwa per satu kilometer persegi.

Dari total 4.22 juta penduduk, 89% suku Bali, 7% suku Jawa, 1% disebut Bali Aga, dan 1% suku Madura. Dan ada sekitar 30 ribu orang warga negara asing (WNA) yang menetap di Bali hingga akhir 2012. Dalam hal agama/kepercayaan yang dianut, 92.29% penduduk Bali adalah penganut Hindu, 5.69% Muslim, 1.38% Katolik dan Kristen, serta 0.64% penganut Budha.

Homepage » Bali Yang Popular » 10 Fakta Tentang Bali Yang Jarang Terungkap
10 Fakta Tentang Bali Yang Jarang Terungkap


1. Sejak Kapan Bali Dihuni?

Bali diperkirakan telah dihuni sejak tahun 2000 Sebelum Masehi oleh golongan atau ras Austronesia, orang-orang yang bermigrasi dari daratan India dan Cina. Sebuah prasasti batu yang menunjukan tahun itu ditemukan di Desa Cekik, Jembrana (Bali Barat).

Dari budaya dan bahasa yang digunakan pada saat itu, para ahli purbakala dan antropolog berkesimpulan bahwa orang Bali memiliki kedekatan dengan orang-orang yang menghuni wilayah lainnya di Asia Tenggara dan Asia Timur Jauh seperti: orang Indonesia lainnya, orang Malaysia, Singapura dan Filipina. (Ref: Taylor (2003), hal. 12 dan Lonely Planet, 1999)
Homepage » Bali Yang Popular » 10 Fakta Tentang Bali Yang Jarang Terungkap
10 Fakta Tentang Bali Yang Jarang Terungkap

2. Fauna Bali Bukan Hanya Jalak Bali

Setidaknya sampai awal abad ke-20, fauna yang hidup di pulau Bali bukan hanya “Jalak Bali”, melainkan bermacam-macam, termasuk mamalia besar seperti Banteng, Macan Tutul dan Macan Kumbang.

Sampai saat ini Banteng Bali masih ada, namun bukan jenis liar, melainkan jenis banteng jinak yang dijadikan hewan peliharaan oleh masyarakat Bali yang sebagiannya masih bertani.

Macan Kumbang dan Macan Tutul kini telah punah. Menurut “IUCN Red List of Threatened Species” sisa macan terakhir tertembak di tahun 1937. Namun ada juga yang menyebutkan bahwa spesies jenis lainnya masih ada hingga tahun 1940-1950-an

Penghargaan “Best Island” dari Travel and Leisure di tahun 2010 – Penghargaan ini diperoleh karena Bali dianggap memiliki obyek wisata yang sangat lengkap (pantai, gunung, desa, museum, kesenian, budaya, dan kesadaran masyarakatnya untuk bersikap ramah terhadap wisatawan).
Penghargaan “World’s Best Islands” dari BBC di tahun 2011 – Bali dinilai sebagai Pulau terbaik di dunia, peringkat ke-2 setelah Yunani.
Berbagai macam predikat terbaik/terindah/favorit yang disematkan oleh portal-portal travel internasional.
Kunjungan ke Bali di tahun 2012 mencapai 2.88 juta wisatawan asing (melampaui target yang semula 2.8 juta) dan 5 juta wisatawan domestik. Diperkirakan Bali akan menerima sekitar 3.1 juta wisatawan asing untuk 2013 ini.
Kaja-dan-Kelod Tidak Sama Dengan Selatan-dan-Utara

Bahasa yang paling banyak digunakan di Bali adalah bahasa daerah Bali. Namun di wilayah perkotaan dan kawasan wisata yang lebih banyak digunakan dalah Bahasa Indonesia. Terkadang menggunakan campuran bahasa ‘Bali-Indonesia’ atau ‘bahasa Indonesia berdialek Bali.’

Penduduk yang banyak beraktivitas di kawasan wisata, banyak pula yang bisa berbahasa asing dengan sangat baik.

Mereka yang baru tinggal di Bali beberapa bulan, kata dalam bahasa Bali paling penting yang harus dikuasai adalah kata-kata penunjuk arah, yakni “Utara, Selatan, Barat dan Timur.” Mengapa?

Karena ketika bertanya mengenai lokasi atau tempat tertentu, penduduk Bali (pada umumnya) memberikan petunjuk arah mata angin, yakni “Utara, Selatan, Barat dan Timur” sebagai patokan, tidak menggunakan kata “sebelah kanan, kiri, depan atau belakang”.

Ketika ditanya “Dimana lokasi Restoran ABC?” misalnya, penduduk Bali akan menjawab “Di sebelah Utaranya Hotel X” atau “Jalan Buni Sari sebelah Selatan”, tidak akan menjawab dengan “Di sebelah kanannya Hotel X” atau “Jalan Buni Sari sebelah kanan.”

Kata penunjuk arah yang sering membingungkan orang luar Bali adalah “Utara” dan “Selatan”—terutama ketika bertemu dengan orang dari wilayah Utara (Kabupaten Buleleng) dan orang dari wilayah Selatan pulau Bali (Kabupaten Badung, Kota Denpasar, Kabupaten Badung, Gianyar, Tabanan).

Yang banyak diketahui oleh publik (termasuk orang luar Bali) kata “Selatan” bahasa Balinya adalah “Kaja” dan kata “Utara” bahasa Balinya “Kelod.” Pehaman ini salah. Yang benar, “Kaja” artinya “Hulu” (atau Kepala) dan “Kelod” adalah “Hilir” (atau kaki).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar